Intip Strata Kelas Sosial Suku Toraja yang Dipegang Teguh Hingga Kini

TONDOKTORAYA.com - Strata Kelas Sosial Suku Toraja yang masih dipegang teguh, sampai saat ini memiliki beberapa pembagian. Mulai dari paling tinggi sampai paling rendah, semua memiliki lapisan yang jelas saling dipisahkan.


Indonesia merupakan Negara yang terbentuk dari banyaknya suku dan budaya. Seperti semboyan yang digunakan Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu jua. Sebab itulah ketika kita bertempat tinggal di negara ini jelas akan memiliki banyak sekali perbedaan antar daerah.

Perlunya memiliki kesadaran terkait hal seperti ini sangat penting. Anda perlu tahu juga bahwa pada dasarnya suku-suku yang ada juga memiliki tatanan kehidupan pula. Sebab itulah jangan sampai sebagai anak bangsa melewatkan kesempatan untuk mengetahui budaya bangsa sendiri.

Strata Kelas Sosial Suku Toraja di Sulawesi Selatan

Selama kehidupan suku Toraja memiliki aturan yang mereka gunakan. Adat istiadat istimewa yang mereka gunakan guna bertahan hidup di era seperti sekarang ini menarik sekali. Tetap kokoh berdiri dengan prinsip tanpa toleransi.

Sehingga jelas ini menarik sekali untuk dikupas tuntas. Khususnya jika Anda yang ingin mengunjungi suku ini, paling tidak kita menghormatinya. Karena ini merupakan warisan yang diberikan secara turun temurun sampai saat ini.

Masyarakat dengan keyakinan dan keteguhan menjunjung budaya mereka sendiri. Tidak heran jika akhirnya kita perlu ketahui budaya mereka ini. Hingga kini terdapat lapisan yang membedakan kasta masyarakat Suku Toraja.

Berikut Ini Strata Kelas Sosial Suku Toraja

Sengaja dibedakan karena memiliki cara penghormatan dan kedudukan yang berbeda. Nah berikut ini penyebutan yang masih digunakan sampai saat ini. Mulai dari kasta yang tertinggi ke kasta paling rendah.

Tana’ Bulaan atau Toparenge

Kasta yang tertinggi disebut dengan Tana Bulaan atau Toparenge. Masyarakat yang menduduki kasta ini masuk ke golongan bangsawan dan memiliki kedudukan penting. Biasanya mereka memiliki wewenang dalam membuat aturan untuk kehidupan di suku tersebut.

Ketua pemerintahan istilahnya atau ketua adat, seperti raja dan kaum bangsawan. Selain itu, kasta ini memiliki wilayah kekuasaan tanah persawahan yang ada di Toraja. Apabila Anda berkunjung ke sini dan bertemu ketua adat, mereka masuk ke kasta ini.

Tana’ Bassi atau Tomakaka

Di bawah bangsawan, Strata Kelas Sosial Suku Toraja ini biasanya berisikan orang yang terpandang. Memiliki tanah persawahan dan terpelajar, sehingga termasuk orang yang terpandang.

Bisa juga termasuk keturunan atau pewaris dari pembantu pemerintahan adat atau maluangn batang. Peran dalam mengatur masalah kepemimpinan dan pendidikan secara khusus.

Tana ’Karurung atau Pa'tondokan

Selanjutnya kasta yang berada di tingkat ketiga ini merupakan tulang punggu masyarakat. Mereka tidak memiliki wewenang khusus. Tetapi biasanya orang yang memiliki jabatan sebagai petugas atau Pembina.

Orang yang memiliki keterampilan dalam pertukangan atau aluk petuoan, tanaman atau pemimpin pemujaan kesuburan. Dalam beberapa waktu akan memiliki peran tertentu dalam masyarakat.

Tana’ Kua-Kua atau Kaunan

Terakhir, Strata Kelas Sosial Suku Toraja ini masuk dalam golongan hamba atau pengabdi. Orang yang memiliki tugas sebagai petugas yang membungkus orang meninggal dan memiliki sumpah turun temurun. Mereka dipercaya oleh atasannya sebagai nenek moyang sedari zaman dahulu.

Jika berada di kelas ini tidak bisa menikah dengan kelas yang lebih tinggi. Seperti kelas Tana’ Bulaan dan Tana’ Bassi. Inilah kenapa strata sosial ini masuk dalam materi yang menarik untuk dipelajari.

Mereka memiliki aturan tertutup atau stratifikasi sosial masyarakat tertutup. Sehingga tidak banyak kasus yang membuat orang harus pindah ke kasta lain. Pasalnya ini juga dijaga secara turun temurun.

Strata Kelas Sosial Suku Toraja ini memiliki beberapa pembagian yang kita bahas tersebut. Jika Anda berkunjung jangan lupa tetap menghormati semua lapisan masyarakatnya. Semoga bermanfaa..

Post a Comment for "Intip Strata Kelas Sosial Suku Toraja yang Dipegang Teguh Hingga Kini"