Ritual Ma'Pesung, Upacara Penyembahan Keyakinan Aluk Tadolo


Ritual Ma'Pesung - Suku Toraja memang merupakan salah satu suku di Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi unik. Sebab, darah budaya masih sangat kental mengalir pada masyarakat Toraja. Salah satu tradisi yang perlu Anda ketahui dari masyarakat suku Toraja yaitu Ma’Pesung.

Tradisi yang kuat dari masyarakat suku Toraja ini tak hanya menjadi daya tarik untuk masyarakat sekitar. Bahkan, tradisi budaya Suku Toraja ini juga menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan yang berkunjung ke Toraja.

Ritual Ma’Pesung Toraja

Perlu Anda ketahui, Ma’ Pesung merupakan salah satu ritual penyembahan yang ada dalam aturan aluk todolo. Jadi, dalam ritual ini nantinya akan ada beberapa hewan yang digunakan.

Mulai dari hewan ternak seperti ayam atau babi. Hewan tersebut nantinya akan dipotong-potong setelah di masak. Dalam memasak daging ayam dan babi tersebut juga tidak menggunakan bahan campuran tertentu.
Masakan inilah yang kemudian akan disajikan dalam hal ini. 
 
Nah, qurban hewan ternak tersebut tujuannya untuk dipersembahkan kepada dewata atau dalam bahasa Toraja sering disebut dengan deata atau Ma’ Pakande Deata.

Ritual ini memang dilakukan oleh penganut kepercayaan atau aturan aluk todolo di Toraja. Aluk Todolo memiliki pengertian yang cukup menarik. Jadi, aluk merupakan aturan, agama, tata hidup, pedoman hidup. Sedangkan, untuk kata todolo yaitu bisa diartikan sebagai leluhur.

Jadi bisa disimpulkan jika kepercayaan aturan aluk todolo merupakan suatu kepercayaan animistua. Jadi dalam perkembangan kepercayaan ini masih banyak dipengaruhi oleh ajaran hidup konfusius dan agama Hindu.

Dalam kepercayaan tersebut, mereka masih sulit memisahkan antara kenyataan dengan berbagai mitos. Kemudian, mereka mempunyai cara yang berbeda dan unik untuk melakukan beberapa hal, termasuk ritual Ma’Pesung ini.

Kini Ma’Pesung Sudah Jarang Dilakukan

Ritual Ma’ Pesung Toraja memang cukup unik. Akan tetapi, saat ini sudah jarang di Toraja yang melakukan ritual seperti ini. Hanya ada beberapa daerah saja yang masih ada acara ritual seperti ini. Mungkin para pendahulu sudah banyak yang mengetahui ritual ini.

Ritual ini biasanya akan dipimpin oleh seseorang yang sebelumnya sudah ditunjuk melaksanakan kegiatan tersebut, yaitu umapana’ta’ sara’. Pastinya pemimpin ritual juga harus memeluk keyakinan Aluk Todolo atau To Minaa.

Orang yang memimpin tersebut nantinya akan menyampaikan doa-doa permohonan. Doa yang dibacakan tersebut nantinya akan menggunakan kalimat bahasa daerah Toraja untuk mengiringi jalannya ritual ini.
Masyarakat suku Toraja yang melakukan ritual ini dengan tujuan untuk berkomunikasi dengan Puang Matua atau Tuhan Mereka. Baik itu dengan cara mengucapkan syukur atau dengan meminta pertolongan untuk hal-hal tertentu.

Akan tetapi, pada dasarnya masyarakat yang telah meyakini ritual ini bertujuan untuk memohon pertolongan agar bisa mendapatkan keberkatan. Salah satunya yaitu dengan harapan agar hasil panen mereka melimpah. Sebab, pada saat itu sebagian besar mata pencaharian masyarakat Toraja adalah dalam bidang pertanian.

Sayangnya, ritual yang dilakukan dalam keyakinan Aluk Todolo di Toraja ini sudah jarang sekali yang melakukannya. Bahkan ada sebagian yang menganggap jika acara ritual tersebut sudah tidak sesuai dengan kebenaran.

Saat ini masyarakat Toraja juga sudah menemukan jalan sendiri yang dianggapnya sudah paling benar. Meski demikian, tidak terlepas dari masyarakat yang menganut kepercayaan Aluk Todolo sendiri memang diajarkan prinsip-prinsip kebaikan.

Mengenai ritual Ma’Pesung yang dilakukan kepercayaan Aluk Todolo ini, sebaiknya masyarakat bisa saling menghargai budaya dan tradisi sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Post a Comment for "Ritual Ma'Pesung, Upacara Penyembahan Keyakinan Aluk Tadolo"