Ambe Tondok, Pengertian Dan Peranannya di Toraja
Tondok Toraya - Ambe Tondok merupakan seorang pemimpin di suku Toraja. Dia adalah pemimpin wilayah Toraja bagian utara. Tugasnya sebagai pemimpin sekaligus penguasa dan menjadi hakim adat untuk menjaga kestabilan masyarakat yang dipimpinnya.
Suku Toraja adalah suku yang umumnya tinggal di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, dengan populasi jiwa sekitar 1 Juta. Namun, tidak semua suku Toraja tinggal di Tana Toraja. Sekitar 500 ribu jiwa justru bermukim menyebar di kabupaten Tana Toraja.
Ambe Tondok dan Peranannya di Masyarakat
Membicarakan keunikan Tana Toraja memang tidak ada habisnya. Mulai dari adat-istiadat, kepercayaan, kebiasaan, hingga bahasa yang sangat beraneka ragam. Tidak heran jika banyak wisatawan berminat untuk berwisata di Tana Toraja.Sebagian besar masyarakat Tana Toraja hidup dengan masih mengikuti kebiasaan nenek moyang mereka, masyarakatnya pun terus melestarikan kebiasaan ini. Jika Anda menginjakan kaki di Tana Toraja, Anda akan disuguhkan dengan beragam keunikan yang tidak ada di daerah lain.
Sejarah Suku Toraja
Ambe tondok merupakan salah satu bukti bahwa suku ini memiliki keanekaragaman gaya hidup hingga kebiasaan yang membuatnya berbeda dengan daerah lain. Awalnya Tana Toraja bermula dari datangnya Belanda ke Sulawesi Selatan untuk melakukan perdagangan.Pada masa itu masyarakat Toraja mendiami wilayah pantai di Sulawesi sebelum berpindah ke dataran tinggi, kemudian pada abad ke-19 agama Islam mulai menyebar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Belanda. Karena pada saat itu masyarakat Toraja masih menganut kepercayaan tradisional.
Hal ini menjadi kesempatan Belanda untuk menyebarkan agama Kristen di Toraja, kemudian mereka mengontrol perpindahan masyarakat ke dataran rendah. Mengingat masyarakat dataran rendah sudah banyak yang menganut agama Islam, Belanda berhasil membuat masyarakat memeluk agama Kristen untuk mendapatkan perlindungan.
Kepercayaan Suku Toraja
Ambe tondok merupakan salah satu orang yang memiliki kekuasaan tertinggi di masyarakat Tana Toraja karena berperan sebagai pemimpin. Masyarakat Toraja terkenal dengan kepercayaan nenek moyangnya yang masih melekat, meskipun beberapa sudah menganut agama lain.Pada abad ke-20 hampir seluruh masyarakat Toraja menganut kepercayaan animisme apalagi dunia luar juga tidak mempengaruhi kepercayaan mereka. Hingga akhirnya pada tahun 1900-an Belanda datang ke Toraja dan mengenalkan agama Kristen yang membuat mayoritas masyarakat kini memeluk agama Kristen.
Toraja mulai terbuka dengan dunia luar pada tahun 1970-an kemudian menjadikannya sebagai ikon pariwisata Indonesia. Setelah itu, masyarakat Toraja mengalami perubahan menjadi masyarakat beragama Kristen dengan mata pencaharian mengandalkan sektor pariwisata.
Kelas Sosial Suku Toraja
Tondok toraya merupakan salah satu website yang membahas mengenai budaya serta adat suku Toraja yang bisa Anda kunjungi. Ada pembagian kelas dalam masyarakat Toraja yang terbagi dalam 3 kelas sosial yaitu bangsawan, rakyat biasa, dan budak.Ambe tondok sebagai pemimpin masyarakat Tana Toraja sudah pasti menduduki kelas tertinggi dalam Suku Toraja, sekaligus menjadi kepala suku. Untuk kelas budak sebenarnya sudah dihapus oleh Belanda pada tahun 1909. Biasanya kelas sosial ini diturunkan oleh garis ibu.
Oleh karena itu, seorang laki-laki di Tana toraja tidak boleh menikahi perempuan yang kelasnya lebih rendah namun, boleh menikahi perempuan dengan kelas sosial lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kelas sosial keturunan mereka, hingga kini kelas sosial masih dipergunakan.
Tujuannya untuk mempertahankan martabat keluarga, terutama bagi kaum bangsawan di Tana Toraja. Bagi masyarakat kaum bangsawan Tana Toraja dipercaya turun dari surga, mereka tinggal di rumah adat Tongkonan yang ukurannya lebih besar dan megah.
Bagaimana sudah tahu bukan siapa itu Ambe Tondok? Anda bisa mendapatkan hal-hal istimewa lainnya dari Tana Toraja di laman Tondok Toraya.
Post a Comment for "Ambe Tondok, Pengertian Dan Peranannya di Toraja"
Post a Comment