Tari Kipas Pakarena Dan Makna Simbolis Setiap Gerakannya
Seperti yang kita tahu bersama Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu tarian adat yang berasal dari kerajaan Gowa, di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada dasarnya, nama tarian ini terdiri atas dua suku kata yakni “Pa” yang artinya “Pelaku”, dan "Karena" memiliki makna “Bermain”.
Dahulu kala, Raja Gowa sangat menyukai tarian ini. Sehingga setiap ada upacara adat selalu ditampilkan dan menjadi hiburan wajib di lingkungan kerajaan. Bahkan hingga sekarang, keberadaanya masih terus dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Berikut Makna Tari Kipas Pakarena
Tari Kipas Pakarena menggambarkan sebuah perpisahan antara Boting Langi atau kahyangan, dan Lino yang berarti bumi. Gerakan pada tariannya ini menunjukkan ajaran kepada umat manusia ketika bercocok tanam, beternak, serta berburu. Selain itu, terdapat beberapa gerakan sebagai bentuk ucapan syukur kepada Boting Langi.Setiap gerakan menampilkan kesan lembut, santun, patuh, hormat, dan setia. Pola gerakannya sendiri dimulai dengan duduk, kemudian memutar searah jarum jam.
Makna dari pola ini adalah menggambarkan siklus hidup yang terus berputar. Gerakan naik turun melambangkan kehidupan umat manusia yang kadang berada di atas dan di bawah.
Tari Pakarena Dan Makna Simbolis Setiap Gerakannya
Aturan ketika menari Pakarena cukup unik. Sebut saja para penari yang tidak boleh membuka mata terlalu lebar. Serta kaki yang tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Karena itu, syarat fisik para penari harus tetap prima, agar mampu menunjukkan kelembutan dan kesetiaan.Untuk iringan musik pada Tari Kipas Pakarena menggunakan Gondrong Rinci. Alat musik tersebut dimainkan oleh tujuh orang, dengan cara dipukul menggunakan palu dari tanduk kerbau. Namun, bisa juga menggunakan tangan pemainnya langsung.
Pengiring tidak bisa asal-asalan dalam memukul Gondrong Rinci tersebut. Namun harus mengikuti gerakan para penari, agar beriringan dan sesuai dengan alunan yang ada. Tari Kipas Pakarena semakin memikat dengan adanya busana yang unik. Para penari menggunakan kain sutra khas Sulawesi yang biasa disebut dengan Li'pa Sa'be pada zaman kerajaan dulu.
Selain itu, ada beberapa atribut pendukung yang semakin mempercantik penampilan para penari. Properti yang dikenakan tersebut antara lain:
1. Kipas
Sesuai dengan namanya, properti utama dalam tarian ini tentu saja kipas. Kipas yang digunakan oleh para penari tidak asal-asalan, karena memiliki kriteria khusus.Meski begitu, pemilihan warna kipas bisa bebas sesuai selera. Para penari akan membawa kipas ini dengan tangan kanan ketika sedang tampil.
2. Baju Bodo
Busana yang akan penari kenakan bernama Bodo. Setelan baju tradisional khas masyarakat di Kota Bugis, Makassar.Baju ini memiliki warna yang bervariasi, tergantung tingkat sosial masyarakatnya. Jika pada zaman kerajaan dulu Bodo terbuat dari kain sutra, kini hanya berbahan kasa transparan saja.
3. Sarung
Untuk setelan bagian bawah, para penari memakai sarung atau top. Dahulu kala, sarung yang para penari pakai tidak bermotif atau hanya polos.Namun kini, sarung tersebut sudah dikombinasikan dengan berbagai motif, agar tampak semakin menarik dan meriah.
4. Selendang
Selendang juga menjadi properti penting dalam sebuah tarian. Bahkan tidak hanya di Tari Kipas Pakarena saja. Keberadaan selendang ini sangat mendukung gerakan para penari, sehingga semakin terlihat luwes dan lemah gemulai.Sama seperti kipas, warna selendang yang penari gunakan juga bebas. Selendang ini akan diletakkan tepat di pundak sebelah kiri.
Nah, itu tadi sedikit penjelasan tentang Tari Kipas Pakarena yang bisa Anda ketahui. Selain sebagai hiburan, ternyata tarian ini juga merupakan sarana ritual adat hingga dakwah keagamaan.
Post a Comment for "Tari Kipas Pakarena Dan Makna Simbolis Setiap Gerakannya"
Post a Comment