Tingkat Upacara Pemakaman Dalam Aluk Todolo di Toraja

Tingkat Upacara Pemakaman Dalam Aluk Todolo  - Dalam Aluk Todolo, sistem kepercayaan tradisional yang dipraktikkan oleh suku Toraja di Sulawesi Selatan, Indonesia, upacara pemakaman memiliki tingkat yang berbeda-beda tergantung pada status sosial dan prestise sosial yang dimiliki oleh individu yang meninggal. Upacara pemakaman yang diadakan oleh suku Toraja dikenal dengan sebutan "Rambu Solo".

Rambu Solo sudah terbagi menjadi tiga bagian yang pertama adalah upacara pemakaman tingkat dasar yang dilakukan untuk individu biasa di masyarakat Toraja. Dalam upacara ini, mayat akan dimandikan, dibungkus dalam kain, dan diletakkan dalam peti mati. 


Tingkatan Upacara Rambu Solo Aluk Todolo

Setelah itu, peti mati akan ditempatkan di dalam ruangan khusus yang disebut "tongkonan". Selama beberapa hari atau bahkan minggu, keluarga dan kerabat akan mengunjungi dan menghormati mayat, sambil mengadakan berbagai kegiatan adat.

Sedangkan Rambu Solo selanjutnya adalah  adalah tingkat upacara pemakaman yang lebih tinggi daripada Rambu Solo Dua. Tingkat ini biasanya diberikan kepada individu yang memiliki status sosial dan prestise sosial yang lebih tinggi dalam masyarakat Toraja. 
 
Upacara pemakaman ini melibatkan prosesi yang lebih rumit dan meriah. Selain prosesi pemakaman yang serupa dengan Rambu Solo Dua, Rambu Solo Tiga juga mencakup pesta dan pertunjukan budaya yang lebih besar. Dalam beberapa kasus, kerbau atau babi kurban dikorbankan sebagai bagian dari upacara.

Dan yang terakhir adalah tingkat upacara pemakaman tertinggi dalam Aluk Todolo di Toraja. Tingkat ini diberikan kepada orang yang memiliki status sosial yang sangat tinggi, seperti kepala suku atau pemimpin adat. Rambu Solo Alang melibatkan persiapan yang sangat rumit dan memakan waktu yang lama. 
 
Upacara ini melibatkan penyembelihan banyak hewan kurban, seperti kerbau, babi, dan ayam. Pesta dan pertunjukan budaya yang lebih besar juga dilakukan selama Rambu Solo Alang.

Perlu dicatat bahwa upacara pemakaman dalam Aluk Todolo dapat sangat kompleks dan bervariasi tergantung pada tradisi keluarga dan keadaan sosial yang ada. 
 
Tingkat dan detail upacara pemakaman juga dapat dipengaruhi oleh faktor seperti kondisi keuangan keluarga dan keinginan terakhir individu yang meninggal.


Berikut Tingkat Upacara Pemakaman Dalam Aluk Todolo di Toraja

Disili

Merupakan upacara pemakaman yang paling sederhana.Dahulu kala orang yang tidak mampu (Secara Ekonomi) dari tingkatan budak sering dikuburkan dengan cara yang menyedihkan misalnya dengan membekali mayat dengan telur ayam tetapi pada zaman sekarang rata-rata keluarga menguburkan mayat dengan memotong seekor atau beberapa ekor babi.
 
Upacara penguburan disili adalah Aluk  golongan masyarakat  budak,terutama untuk untuk menguburkan anak mereka yang belum dewasa.

Anak yang lahir dan meninggal dikubur bersama urihnya tanpa upacara keagamaan.Sedang anak yang meninggal dunia sebelum giginya tumbuh dimassukkan dalam pohon kayu besar upacara sederhana  dan tanpa pembalut kain.
 
Kedua upacara penguburan ini dilakukan pada semua golongn baik bangsawan maupun ataupun tingkat rendah.

Anak yang demikian dianggap belum ada kesalahan yang dilakukan,masih suci di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa dan dikembalikan alam asalnya kedalam pohon besar .Pohon tempat menguburkan anak ini disebut “Liang” atau “Passiliran”.

Dipasang Bongi

Merupakan upacara kematian yang dilaksanak hanya dalam satu malam saja di rumah danmengurbankan seekor kerbau dan beberapa ekor babi.
 
Upacara ini bagi orang tua(dewasa) dari golongan rendah ataupun golongan menengah yang tidak mampu secara ekonomi.

Dipatallung Bongi

Merupakan upacara pemakaman  yang berlangsung selama tiga malam di rumah  dan mengurbankan empat ekor kerbau serta babi sekitar sepuluh ekor.Hari kedeua taqmu datang membawa sumbangan berupa babi,tuak,gula,kopi,rokok dan lain-lain. 
 
Beberapa tempat nasi tidak boleh dimakan di tempat itu dan semua keluarga terdekat mempunyai kewajiban untuk pantang makan nasi selama berlangsungnya upacara dan beberapa hari sesudahnya.Selama tiga malam berturut-turutdiadakan upacara ma’badong

Dipalimang Bongi

Merupakan upacara pemakaman yang berlangsung selama lima hari lima mala.Hari ketiga baru hari penerimaan,tamu atau kenalan mendapat kesempatan untuk untuk datang membawakan sumbangan berupa minuman tuak (khas Toraja) babi atau kerbau dan kenalan dari luar kota datang membawa rokok atau gula pasir .
 
Keluarga yang masih ada hubungan darah tapi sudahagak jauh hadir pula memberikan ucapan belasungkawa bersama semua penduduk desa.Paling kurang sembilan ekor kerbau di kurbankan dan puluhan ekor babi.

Dipapitung Bongi

Upacara tujuh hari tujuh malam,setiap malam dan setiap hari ada upacara pemotongan kerbau dan babi,keluarga terdekat pantang makan nasi selama acara berlangsung.
 
Acara hari penerimaan tamu lebih meriah sebab pemotongan kurban babi dan kerbau lebih banyak dengan kurban kerbau sebanyak 9 sampai 20 ekor atau lebih.
 
Kepala kerbau diperuntukkan bagi rumah tongkonan dan daging kerbau diberikan kepada tamu dan penduduk desa sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam masyarakat.

Ma’Badong

Menceritakan riwayat manusia  sejak ibu mengandung,melahirkan hidup dalam masyarakat dan meninggal dunia menuju akhirat.
 
Contoh beberapa kalimat dalam badong :Tiromu tu tau tongan ,tutonatampa deata,malemo naturu’ gaun naempa-empa salebu’ sau ‘rumembe na langi’,sau’ingkokna batara, denmo gai’na tang mamma’,tang urraban  bulu mata.
 
Artinya  kalian telah saksikan,Manusia ciptaan Dewata jiwanya berangkat bersama embun,dan diarak oleh awan ,ia berangkat ke arah selatan ,kedunia cita-cita sana ia telah mengasuh anak-anak dengan segala penderitaan tapi anak-anak sekarang telah memberikan baktinya dengan segala korban.

Dirapai

Merupakan acara penguburan orang meninggal yang paling mahal karena dua dua kali diupacarakan sebelum dikuburkan.Upacar pertama diadakan  di rumah tongkonan dan kemudian diistirahatkan satu tahun baru upacara kedua diadakan.
 
UpacarA pertama dalam bahasa daerah disebut dialuk pia.Pada upacara yang kedua mayat diarak dengan pikulan  ratusan orang dari rumah tongkonan ke Rante tempat upacar kedua di adakan .

Upacar a ini disebut ma’palao/ma’pasonglo’ .Orang meninggal dibungkus kain merah yang dilapisi emas,diikuti oleh tau-tau dan janda dari almarhum dalam usungan yang dihiasi emas serta serta diiringi oleh puluhan ekor kerbau jantan berhias yang siap untuk diadu.

Setelah tiba di rante mayat dinaikkan ke lakkian suatu bangunan tinggi khusus tempat mayat. Kemudian dilanjutkan dengan acara selanjutnya seperti:
  • Upacara adu kerbau
  • Acara sisemba’
  • Acara tari-tarian
Dirapai terbagi : 
  1. Rapasan dilayu-layu dengan target terendah 12 ekor kerbau 
  2. Rapasan Sundun dengan target minimal 24 ekor kerbau
  3. Rapasan Sapurandan dengan jumlah paling rendah 30 ekor kerbau
Ketiga type rapasan ini memotong babi ratusan ekor dan kerbau belang yang mahal harganya dan dipotong pada hari mantunu/allo duku’na.Pada rapasan sapu randanan kerbau yang dipotong dari semua warna bulu kecuali warna kerbau putih (tedong bulan).
 
Sapi tidak lasim dipotong pada upacara adat Toraja namun tidak masalah bila mengurbankanya namun tidak sama dengan mengurbankan kerbau yang memiliki nilai dalam adat Toraja.

Post a Comment for "Tingkat Upacara Pemakaman Dalam Aluk Todolo di Toraja"