Bori Kalimbuang, Situs Batu Berdiri Di Toraja


Bori Kalimbuang, Situs Batu Berdiri Di Toraja - Toraja sangat terkenal dengan keunikannya dan juga budayanya dalam merayakan pesta kematian atau kita kenal dengan istilah rambu solo. Hampir semua dari destinasi dan atraksi yang ada di Toraja dikaitkan dengan tahap terakhir kehidupan manusia tersebut.

Orang Toraja memiliki kepercayaan dan rasa hormat terhadap arwah orang mati. Karena bagi mereka jiwa-jiwa tersebut adalah nenek moyang yang harus dihormati dan juga dihargai.

Peninggalan leluhur yang berhubungan dengan arwah orang mati masih dapat ditemukan dan dilestarikan di Toraja. Salah satunya adalah situs batu tegak di Toraja.

Situs megalitikum yang terkenal di Toraja adalah Bori Kalimbuang, yang terletak sekitar 8 km sebelah utara Rantepao di Kec. Sesean, ibu kota Kabupaten Toraja Utara. Di Bori Kalimbuang terdapat hamparan batu khas yang tertancap tegak di tanah.

Batu-batu besar (menhir) berdiri tegak di atas tanah berumput, cukup mirip dengan situs berbatu Stonehenge di Inggris. Jumlahnya mencapai seratus dalam berbagai ukuran. Terdiri dari 54 menhir kecil, 24 batu sedang, dan 24 batu besar. Itu juga telah diklasifikasikan oleh UNESCO sebagai salah satu dari sembilan warisan dunia.

Bori Kalimbuang Merupakan Situs Batu Besar Yang Berdiri Di Toraja

Bori Kalimbuang memperkenalkan budaya dan adat istiadat Toraja lainnya. Di dalam situs Bori Kalimbuang terdapat sebuah kawasan yang disebut Rante Kalimbuang. Daerah ini sering digunakan sebagai tempat upacara pemakaman tradisional seperti Rambu Solo'. Ada juga bangunan saat pemakaman, misalnya Lakkian, Sarigan, Balakkayan, serta masih banyak lagi yang lainnya.
 
Menurut sumber sejarah, batuan di Puri Kalimbuang berusia ratusan tahun. Menhair pertama didirikan sekitar tahun 1657, dan konon 100 ekor kerbau disembelih saat itu. Batu yang diambil dari gunung ini dipahat oleh To'mapa yang memakan waktu berbulan-bulan.

Menurut data yang terekam dalam informasi wisata yang ditemukan saat mengunjungi Bori Kalimbuang, ada 102 menhir yang ada dan berdiri di kawasan Rante. Rante adalah tempat diadakannya upacara pemakaman Rambu Solok untuk para sesepuh Toraja.

Upacara pemakaman tingkat tinggi ini dikenal sebagai Rapasan Sapurandanan, tahap di mana seseorang meninggal, keluarganya akan menyembelih setidaknya 24 ekor kerbau dan ada setidaknya empat jenis kerbau Toraja. Orang yang mencapai tingkat Rapasan Sapurandanan biasanya tetua atau Parenge dan bangsawan.

Terletak di Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara, Tempat Wisata Bori Kalimbuang ini berdiri sejak tahun 1617. Dahulu, warga setempat membawa batu-batuan tersebut dari atas gunung ketika hendak mengadakan upacara pemakaman.

Meski memiliki ukuran yang berbeda, menhir atau yang disebut juga dengan simbuang batu memiliki nilai yang sama dalam adat Toraja. Oleh karena itu, membawa dan penempatannya tidak sembarangan.

Batu yang akan diangkut harus melalui tahapan ritual tertentu sebelum diangkut dan diantarkan ke lokasi batu. Di sekitar menhir, Anda akan menemukan bangunan bambu dengan atap berbentuk perahu, khas bangunan Toraja.

Selain makam batu, Borii Kalimbuang juga menyimpan jenazah anak-anak yang belum tumbuh gigi di pohon Tarra. Makam yang dikenal dengan nama passilliran ini terletak agak jauh dari lingkungan rante. Namun, Anda bisa mengikuti rambu-rambu untuk sampai ke passiliran.

Kawasan wisata Bori Kalimbuang merupakan salah satu dari sembilan Situs Warisan Dunia Kategori Budaya UNESCO di Toraja Utara. Untuk mengunjunginya, Anda hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp.15.000 saja dan menempuh perjalanan sekitar lima kilometer dari Rantepao, ibu kota Toraja Utara.

Mungkin hanya itu yang bisa saya bagikan mengenai Bori Kalimbuang sebagi salah Situs Batu Berdiri Di Toraja yang mendunia, Termiakah semoga bermanfaat ..

Post a Comment for "Bori Kalimbuang, Situs Batu Berdiri Di Toraja"