Mengenal Sejarah Tampang Allo Kuburan Batu di Tana Toraja


TONDOK TORAYA
- Saati ini obyek wisata Tampang Allo menjadi salah satu sebuah kuburan batu atau gua alam yang terletak di Kecamatan Sangalla berjarak kurang lebih 12 km dari kota Makale.
 
Dimana terdapat banyak erong, yang biasa kita kenal dengan sebutan tau-tau dan ratusan tengkorak dan tulang belulang manusia. Yang bisa Anda lihat langsung saat berkunjug kesana.
 
Tampang Allo menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di Tana Toraja, hal ini di buktikan dari banyaknya pengunjung yang sering kesana untuk melihat langsung keunikan daru suku Toraja.

Sejarah Tampang Allo Kuburan Batu di Tana Toraja

Di ceritakan sekitar abad ke 16 oleh penguasa Sangalla' dalam hal ini Sang Puang Manturino bersama istrinya Rangga Bulaan memilih Tampang Allo atau atau gua sebagai tempat pemakamannya kelak jika mereka sudah meninggal dunia

Sama halnya dengan Rangga Bulaan yang merupakan gadis cantik, asuhan sang kera, meninggal lebih dahulu dan jenazahnya dimasukkan ke dalam Erong serta diletakkan dalam gua Tampang Allo. 
 

Sedangkan Sang Puang Manturino pada saat meninggal Erong ditempatkan pada pemakaman losso' yang letaknya tidak jauh dari Tampang Allo. 
 
Entah bagaimana kemudian erong Sang Puang ternyata kosong. Sedangkan jenazahnya telah bersatu dengan jenazah istrinya di Tampang Allo. 
 
Lama setelah Sang Puang dan istrinya Rangga Bulaan meninggal dunia pusaka kerajaan yang disebut Bakasiroe' diambil alih oleh Puang Musu' sebagai penguasa Tongkonan Puang Kalosi.

Pada masa itu juga Tana Toraja yang dikenal sebagai Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo berada dalam kekacauan akibat serangan dari kerajaan Bone. 
 
Terjadi juga peperangan antara daerah atau masyarakat setempat dan tentara Bone membantu salah satunya dan akibat yang kalah perang dirampas sawah dan kekayaannya serta orang-orangnya dikirim ke Madan dan ke daerah Bugis.

Puang Musu' membawa pusaka Baka Siroe' mengungsi ke Madan dan sewaktu Puang ini menyeberang sungai Sa'dan dan salah seorang yang bernama Karasiak membunuh Puang Musu' dan merampas Baka Siroe'. 
 

Keturunan Puang Musu' selalu berusaha dengan cara apapun untuk mengembalikan pusaka Baka Siroe' ke tempatnya semula pada tahun 1934, terjadilah perdamaian antara Puang Musu' dengan keturunan Karasiak melalui perkawinan.

Kemudian dengan lahirnya anak di pari tangga, Pusaka Baka Siroe' diberikan kepada anak tersebut untuk menyimpan dan memeliharanya. 
 
Dan juga tempat pemakaman mereka kelak disepakati di Tampang Allo sebagai perwujudan perjanjian dan sumpah suami istri yaitu "sehidup semati satu kubur kita berdua".

Post a Comment for "Mengenal Sejarah Tampang Allo Kuburan Batu di Tana Toraja"